Jumat, 26 Agustus 2011

MENCATAT DAN MENGELOMPOKKAN TRANSAKSI KE PERKIRAAN BUKU BESAR


1. PERKIRAAN ( AKUN )


              Transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat mempengaruhi ( menambah atau mengurangi ) tiap jenis aktiva, kewajiban dan modal pemilik. Pengaruh tersebut telah divisualisasikan dalam konsep Persamaan dasar akuntansi, dari persamaan tersebut dapat terlihat secara jelas bagaimana pengaruh dari tiap transaksi terhadap perubahan Aktiva = Kewajiban + Modal pemilik. Akan tetapi penyusunan laporan keuangan melalui Persamaan dasar akuntansi tidaklah praktis, hal ini disebabkan perusahaan dalam kegiatannya mengalami banyak transaksi, sehingga memerlukan selembar kertas yang amat luas jika disusun dengan menggunakan konsep Persamaan dasar akuntansi. Ditambah lagi Persamaan dasar akuntansi tidak dapat segera memberikan data secara cepat, misal mengenai berapa jumlah pendapatan dan berapa jumlah biaya yang terjadi pada satu periode akuntansi. Dalam konsep Persamaan dasar akuntansi jumlah pendapatan dan besarnya biaya baru dapat diketahui dengan cara mengumpulkan pendapatan atau biaya dari lajur modal, karena pendapatan akan mempengaruhi penambahan modal sedangkan biaya akan mempengaruhi pengurangan modal, cara yang demikian akan memakan waktu yang cukup lama bila jumlah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dalam jumlah yang banyak.
              Agar laporan keuangan dapat disusun dalam waktu yang relatif singkat dan cepat, maka sebaiknya tiap-tiap jenis Aktiva, Kewajiban, Modal pemilik, Pendapatan dan Beban harus dibuat catatan yang terpisah. Misal catatan untuk mencatat penambahan dan pengurangan kas, catatan untuk penambahan dan pengurangan hutang, catatan penambahan dan pengurangan biaya dan lain-lain. Maka catatan-catatan yang digunakan untuk mencatat transaksi yang sejenis tersebut disebut dengan Perkiraan ( Account ). Perkiraan kas digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, Perkiraan pendapatan digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan pendapatan, begitu seterusnya. Sehingga kumpulan dari seluruh perkiraan-perkiraan yang sifatnya sejenis  disebut sebagai Buku Besar ( Ledger ).
              Perkiraan apa saja yang seharusnya dibuat dan berapa banyakkah perkiraan yang harus kita buat, maka untuk menjawab pertanyaan ini,  kita harus mengetahui unsur ( pos ) yang terdapat di dalam laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK 2002 ) yaitu ; Aktiva, Kewajiban, Modal, Pendapatan dan Beban. Jadi perkiraan yang dibuat adalah perkiraan aktiva, perkiraan kewajiban, perkiraan modal, perkiraan pendapatan, dan perkiraan beban. Sedangkan mengenai berapa banyak perkiraan yang harus kita buat ?, maka semua itu akan sangat tergantung pada banyaknya jenis aktiva, kewajiban, modal, ekuitas, pendapatan dan beban yang tercantum didalam laporan keuangan.  Jadi sebelum anda membuat daftar perkiraan terlebih dulu anda harus menentukan mengenai jenis aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, beban , yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan setelah itu baru anda membuat daftar perkiraan.
             Perkiraan aktiva, kewajiban dan modal sering disebut dengan istilah Perkiraan Neraca ( Perkiraan riil ) sedangkan perkiraan pendapatan dan beban sering disebut dengan istilah Perkiraan Laba-rugi  (Perkiraan Nominal ). Dimana pada akhir periode akuntansi Saldo catatan yang terdapat di perkiraan rill akan di laporkan di dalam Neraca, sedangkan Saldo catatan dari perkiraan Laba-rugi /perkiraan Nominal akan dicatat di Laporan Rugi-laba.


2. NOMOR PERKIRAAN

            Nomor perkiraan berguna untuk mengelompokkan perkiraan -perkiraan dan sekaligus sebagai kode  akun agar mudah bagi pengguna / pemakai untuk mencarinya. Nomor perkiraan yang sering dipakai  oleh perusahaan adalah menggunakan sistem nomor ratusan. Perhatikan contoh perkiraan nomor dibawah ini;

100 s/d 199                      AKTIVA                           200/299               KEWAJIBAN
100                                  Kas                                     200/219              Kewajiban lancar
102                                  Piutang usaha                      200                      Utang usaha
103                                  Perlengkapan                      220 s/d 229         Kewajiban jangka panjang
104                                  Inventaris                            220                      Utang Hypotik
105                                  Asuransi dibayar dimuka     300 s/d 399         MODAL
                                                                                  300                      Modal pemilik

120 s/d 139                    Aktiva Tetap                        400 s/d 499         PENDAPATAN    
120                                 Peralatan/Inventaris              400                     Pendapatan kursus
121                                Akumulasi penyusutan peralatan
122                                 Komputer                            500 s/d 599        BEBAN
123                                Akumulasi penyusutan komputer   500             Beban gaji
124                                Gedung                                        501             Beban pemakaian supplai
125                                Akumulasi penyusutan gedung      502             Beban asuransi
126                                Tanah                                          503             dst                
140 s/d 199                   Aktiva tidak berwujud
140                               Hak cipta

Keterangan :
Perkiraan Kas bernomor 100, perkiraan Piutang bernomor 102, antara perkiraan Kas dengan perkiraan Piutang ada satu nomor yakni 101, dimana nomor ini akan disediakan untuk perkiraan Kas di bank dst.


3. BENTUK PERKIRAAN ( FORM ACCOUNT )

               Ada 4 macam bentuk perkiraan yang dikenal yaitu sebagai berikut :

1. Perkiraan T ( T Account )

                 Perkiraan T Account biasanya jarang digunakan dalam kegiatan usaha, karena bentuk ini informasinya dianggap kurang lengkap. Namun jenis perkiraan ini sering digunakan dalam kegiatan belajar karena sangat memudahkan mendemonstrasikan pencatatan dalam perkiraan.

                   Nama perkiraan                              
Debet                      !                Kredit

Contoh ;

                                                       PIUTANG USAHA                                102  
  2010                                                              2010

1/1      Saldo               Rp. 8.000.000,-            15/1                     Rp. 5.000.000,-   
19/1                           Rp.  4.000.000,-            23/1                     Rp. 1.000.000,-
28/1                           Rp.  3.000.000,-


2. Perkiraan Skontro ( 2 kolom )
 
                   Perkiraan bentuk skontro sangat mirip dengan perkiraan bentuk T, hanya saja lajur-lajurnya dipisahkan. Dimana di sebelah kiri terdiri dari ; lajur tanggal, keterangan, referensi, debet, sedangkan disebelah kanan terdiri dari ; lajur tanggal. keterangan, referensi, kredit. Bentuk inipun dianggap masih kurang lengkap karena tidak memuat informasi saldo, sehingga untuk mengetahui berapa jumlah saldo, kita harus terlebih dulu menjumlahkan kolom debet dan kolom kredit, kemudian saldo pada akhir periode dihitung dengan cara kolom debet diselesihkan dengan kolom kredit.

Contoh perkiraan bentuk skontro,

                                                 PIUTANG USAHA                                           102 
Tanggal      Ket      Ref              Debet                  Tanggal     Ket     Ref       Kredit      

2011                                                             2011
Jan       1   Saldo               Rp. 8.000.000,-   Jan     5    Saldo               Rp. 5.000.000,- 
           19                          Rp. 4.000.000,-           23                           Rp. 1.000.000,-


3. Perkiraan lajur rangkap untuk saldo ( 4 kolom )

                    Perkiraan ini sering disebut dengan perkiraan 4 kolom ( four column account ). perkiraan bentuk lajur rangkap untuk saldo terdiri dari : satu lajur tanggal, satu lajur keterangan, satu lajur referensi, satu lajur debet, satu lajur kredit, satu lajur saldo yang terbagi dua yaitu saldo debet dan saldo kredit. Perkiraan bentuk ini banyak digunakan dalam kegiatan pencatatan transaksi di perusahaan karena bentuk ini informasinya lebih lengkap dibandingkan dengan perkiraan bentuk skontro.

Dibawah ini contoh perkiraan bentuk 4 kolom

                                                      PIUTANG USAHA                                            102  
Tanggal        Ket      Ref     Debet                Kredit                                    Saldo                    
                                                                                                     Debet               Kredit   
2011
Jan       1     Saldo             Rp.8.000.000,-  Rp.   -                  Rp.8.000.000,- Rp.    -
          15                           Rp.         -          Rp.5.000.000,-    Rp.3.000.000,- Rp.    -
          19                           Rp.4.000.000,-  Rp.   -                  Rp.7.000.000,- Rp.    -


4. Perkiraan lajur Tunggal untuk Saldo ( 3 kolom )

                      Perkiraan lajur tunggal untuk saldo sering juga disebut dengan perkiraan 3 kolom ( three column account ). Perkiraan bentuk lajur tunggal untuk saldo sama dengan perkiraan bentuk lajur rangkap untuk saldo, tetapi lajur saldonya tidak terbagi dua. Untuk menjelaskan apakah angka yang terletak di lajur saldo debet atau kredit maka sebelum lajur saldo biasanya terdapat kolom lajur debet/kredit, dimana anda cukup menuliskan di kolom tersebut dengan D/K ( dimana huruf D = debet, K= kredit ). Bentuk ini juga banyak digunakan dalam kegiatan pencatatan transaksi perusahaan.

contoh bentuk perkiraan lajur tunggal untuk saldo ( perkiraan 3 kolom ) ,

                                                           PIUTANG USAHA                                      102    
Tanggal          Ket          Ref       Debet                 Kredit                 D/K      Saldo               
2011
Jan        1      Saldo                    Rp.8.000.000,-  Rp.   -                 D          Rp.8.000.000,-
           15                                   Rp.      -             Rp.5.000.000,-   D          Rp.3.000.000,-
           19                                   Rp.4.000.000,-  Rp.   -                 D          Rp.7.000.000,-


4. PERATURAN MENDEBET DAN MENGKREDIT PERKIRAAN

    Perkiraan dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok yaitu sebagai berikut ;

1. Perkiraan Riil ( Real Account ) atau Perkiraan Neraca ( Balance account ).

                 adalah perkiraan yang mana saldonya pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan Neraca.Yang tergolong perkiraan riil antara lain; perkiraan aktiva, perkiraan kewajiban, perkiraan modal.

2. Perkiraan Nominal ( Nominal account ) atau Perkiraan rugi-laba ( Income account ).

               adalah perkiraan yang mana saldonya pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Yang tergolong dalam perkiraan nominal antara lain; perkiraan pendapatan dan perkiraan beban.


Peraturan umum cara Mendebet dan Mengkredit perkiraan sebagai berikut :

1. Debet artinya :
  • Penambahan Aktiva
  • Pengurangan Kewajiban
  • Pengurangan Modal
2. Kredit artinya :
  • Pengurangan Aktiva
  • Penambahan Kewajiban
  • Penambahan Modal
               Peraturan mendebet dan mengkredit bila dihubungkan dengan perkiraan Neraca akan nampak seperti dibawah ini :
  1. Perkiraan Aktiva bertambah di debet dan berkurang di kredit
  2. Perkiraan Kewajiban bertambah dikredit dan berkurang di debet
  3. Perkiraan Modal bertambah di kredit dan berkurang di debet
                    Dalam bagan sebuah perkiraan peraturan Mendebet dan Mengkredit tersebut dapat terlihat seperti berikut ini :

                                      Perkiraan aktiva                                      
Debet                                                         Kredit
Mencatat Penambahan                               Mencatat pengurangan

                                    Perkiraan Kewajiban                                  
Debet                                                         Kredit
Mencatat Pengurangan                               Mencatat penambahan

                                    Perkiraan Modal                                          
Debet                                                        Kredit
Mencatat pengurangan                               Mencatat penambahan


                       Dalam perusahaan Perseorangan pemilik setiap waktu dapat mengambil uang dari perusahaan untuk keperluan pribadinya ( Prive ), pengambilan uang ini akan mengakibatkan berkurangnya modal pemilik. Oleh karena itu prive akan dicatat di debet dalam perkiraan prive ( drawing account ) yang biasanya diikuti nama pemiliknya. Jadi debet perkiraan prive berarti berkurangnya modal dan dapat berarti pula bertambahnya prive , kemudian pada akhir periode saldo perkiraan prive dipindahkan ke perkiraan modal. Sedangkan dalam perusahaan Perseroan terbatas ( PT ), laba akan dibagi kepada para pemegang saham ( biasanya disebut deviden ) . Deviden ini akan mengakibatkan berkurangnya modal pemegang saham. oleh sebab itu deviden dicatat debet dalam perkiraan deviden. Jadi debet perkiraan deviden berarti berkurangnya modal pemegang saham dan dapat berarti pula bertambahnya deviden pada rekening deviden. Dimana pada akhir periode saldo perkiraan deviden akan dipindahkan ke perkiraan laba yang ditahan ( retained earning account ).
 
Dibawah ini contoh cara pencatatan transaksi ke dalam perkiraan Neraca :
  1. Pada tanggal 1 Januari Dimas mendirikan servis Kulkas dengan menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 70.000.000,-
                           KAS                                                     Modal-Dimas                    
1-1       Rp. 70.000.000,-!  Rp.   -                Rp. -            ! 1-4    Rp. 70.000.000,-

    2. Pada tanggal 7 Januari Dimas mengambil uang dari perusahaan sebesar Rp. 400.000,- untuk keperluan 
         pribadinya.

                                   KAS                                                PRIVE-DIMAS                  
1-1      Rp. 70.000.000,- ! 7-1    Rp.400.000,-     7-1    Rp. 400.000,-  !    Rp.    -

    3. Pada tanggal 9 Januari Servis Kulkas-Dimas membeli peralatan sebesar Rp.60.000.000,-dimana jumlah
        tersebut dibayar per Kas sebesar Rp. 40.000.000,- sedangkan sisanya dibayar bulan depan.

                                      KAS                                                   PERALATAN                   
1-1   Rp. 70.000.000,-   7-1   Rp.     400.000,-      7-1     Rp. 60.000.000,-  !   Rp.    -
                                      9-1   Rp.40.000.000,- 

          HUTANG USAHA                   
Rp.  -     !       7-1     Rp. 20.000.000,-


                      Apabila perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ), maka setoran modal dari pemegang saham akan dicatat dalam perkiraan modal saham, sedangkan pembayaran deviden akan dicatat dalam perkiraan Deviden.

Contoh :
  1. Pada tanggal 1 Januari Servis kulkas-Dimas menerima setoran modal dari pemegang saham sebesar Rp.   70.000.000,- 
          Transaksi ini dicatat dalam bentuk rekening T sebagai berikut :

                             KAS                                            MODAL SAHAM                    
1-1    Rp. 70.000.000,-   !   Rp.   -               Rp. -           ! 1-1     Rp. 70.000.000,-

      2. Pada tanggal 9 Januari Servis Kulkas-Dimas membayar deviden kepada para pemegang saham 
          sebesar Rp. 400.000,-

                                   KAS                                                      DEVIDEN                    
1-1    Rp. 70.000.000,-   !  9-1   Rp. 400.000,-       9-1     Rp. 400.000,-   !    Rp.   -


Peraturan Mendebet dan Mengkredit bila dihubungkan dengan perkiraan Nominal dapat dilihat sebagai berikut :
  1. Pendapatan menambah modal pemilik, oleh sebab itu pendapatan dicatat dikredit dalam perkiraan pendapatan. Kredit perkiraan pendapatan berarti bertambahnya modal pemilik dan bertambahnya pendapatan  
  2. Beban mengurangi modal , oleh sebab itu beban dicatat didebet dalam perkiraan beban. Debet perkiraan beban berarti berkurangnya modal pemilik dan bertambahnya beban.
Peraturan mendebet dan mengkredit untuk perkiraan nominal dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini :

                            Perkiraan Pendapatan                        
Debet                                       Kredit
Mencatat pengurangan             Mencatat penambahan

                            Perkiraan Beban                               
Debet                                  Kredit
Mencatat penambahan         Mencatat pengurangan

Contoh :
  1. Pada tanggal 11 April Servis Kulkas-Dimas menerima pendapatan servis sebesar Rp. 250.000,-
  2. Pada tanggal 15 April Servis Kulkas-Dimas  membayar iklan sebesar Rp. 150.000,-
                                KAS                                                      PENDAPATAN SERVIS    
11-4   Rp. 250.000,-    !  15-4     Rp. 150.000,-          Rp.  -     !   11-4    Rp. 250.000,-

                 BEBAN IKLAN                             
15-4    Rp. 150.000,-   !     Rp.  -


5. PERKIRAAN SALDO NORMAL

              Jumlah penambahan dalam suatu perkiraan, biasanya sama atau lebih besar dari jumlah pengurangnya, sehingga Saldo Normal tiap perkiraan adalah posistif bukan negatif. Misalkan jumlah debet   ( penambahan ) perkiraan aktiva biasanya sama atau lebih besar dari jumlah kredit ( pengurangnya ). 

Dibawah ini diberikan peraturan mendebet dan mengkredit serta Saldo Normal dari perkiraan riil dan perkiraan nominal.


NAMA PERKIRAAN                       BERTAMBAH   BERKURANG   SALDO NORMAL

1. Perkiraan Riil ( Perkiraan Neraca ) :

    1. Aktiva                                                  Debet                  Kredit                       Debet
    2. Kewajiban                                            Kredit                 Debet                       Kredit
    3. Modal pemilik/saham :                          Kredit                  Debet                       Kredit
        - Prive                                                 Debet                  Kredit                       Debet
        - Deviden                                            Debet                  Kredit                       Debet
        - Laba ditahan                                    Kredit                 Debet                        Kredit

2. Perkiraan Nominal ( Perkiraan rugi-laba ) :

    1. Pendapatan                                            Kredit                 Debet                      Kredit
    2. Beban                                                    Debet                 Kredit                      Debet



2 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih Sharingnya, sangat bermanfaat
    untuk pembahasan mengenai pembuatan daftar perkiraan, mungkin link berikut bisa menjadi tambahan referensi

    https://www.krishandsoftware.com/blog/1302/pembuatan-daftar-perkiraan/

    BalasHapus