Besarnya depresiasi dapat dihitung dengan berbagai macam methode. Ada beberapa methode depresiasi aktiva tetap yang biasanya paling umum digunakan antara lain yaitu :
Methode ini merupakan cara yang paling sederhana dan paling umum digunakan dalam praktek.Dalam methode ini harga perolehan aktiva akan dialokasikan selama umur produktif aktiva dalam jumlah yang sama pada tiap tahun. Perhitungan besarnya depresiasi tahunan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Harga perolehan aktiva - Nilai residu
Depresiasi per tahun = ______________________________
Taksiran umur ekonomis aktiva
Contoh ,
PT. ABC membeli sebuah gedung dengan harga sebesar Rp. 5.000.000,- gedung ditaksir berumur ekonomis selama 10 tahun dengan taksiran nilai residu sebesar Rp. 500.000,-
Penyelesaian :
Rp. 5.000.000 - Rp. 500.000
Depresiasi pertahun = ______________________ = Rp. 450.000,-
10 tahun
Atas dasar perhitungan diatas tadi, maka dapat dibuatkan tabel perhitungan depresiasi yaitu :
TABEL DEPRESIASI
METHODE GARIS LURUS
________________________________________________
Tahun Depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai buku
( debit ) ( kredit )
________________________________________________
3 + 2 4 -2 _________________________________________________
- 5.000.000
1 450.000 450.000 4.550.000
2 450.000 900.000 4.100.000
3 450.000 1.350.000 3.650.000
4 450.000 1.800.000 3.200.000
5 450.000 2.250.000 2.750.000
6 450.000 2.700.000 2.300.000
7 450.000 3.150.000 1.850.000
8 450.000 3.600.000 1.400.000
9 450.000 4.050.000 950.000
10 450.000 4.500.000 500.000
________________________________________________
2. METHODE ANGKA-ANGKA TAHUN
Dalam methode ini nilai penyusutan tahunan tidak sama besarnya, dimana pada tahun pertama penyusutan lebih besar dari pada penyusutan pada tahun kedua dan begitulah seterusnya sehingga makin lama makin menurun. Methode ini didasarkan pada pandangan bahwa aktiva yang masih baru akan memberikan jasa yang lebih besar dari pada tahun berikutnya.Oleh karenanya makin lama aktiva digunakan maka depresiasinya akan semakin kecil.
Contoh,
CV. Ayu Ting-ting membeli sebuah mesin cetak dengan harga yang dibayar sebesar Rp. 2.250.000,- dimana mesin tersebut ditaksir akan dapat digunakan untuk jangka waktu selama 10 tahun dengan taksiran nilai residu sebesar Rp. 50.000,-.
Penyelesaian:
a. Menentukan depresiasi tahunan
- umur aktiva terlebih dahulu kita urutkan menjadi = 10,9,8,7,6,5,4,3,2,1
c. Menghitung depresiasi tahunan dimana depresiasi makin lama makin kecil
Tahun ke 1 = 10/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 400.000
Tahun ke 2 = 9/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 360.000
Tahun ke 3 = 8/55 x ( Rp.2.250.000 - Rp.50.000)= Rp. 320.000
Tahun ke 4 = 7/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 280.000
Tahun ke 5 = 6/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 240.000
Tahun ke 6 = 5/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 200.000
Tahun ke 7 = 4/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 160.000
Tahun ke 8 = 3/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 120.000
Tahun ke 9 = 2/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 80.000
Tahun ke 10= 1/55 x (Rp.2.250.000 - Rp.50.000) = Rp. 40.000
Dari perhitungan tadi, maka dapat dibuatkan tabel depresiasinya yaitu sebagai berikut :
TABEL DEPRESIASI
METHODE ANGKA-ANGKA TAHUN
____________________________________________________
Tahun Depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai buku
( debit ) ( kredit )
___________________________________________________
3 + 2 4 - 2
___________________________________________________
- 2.250.000
1 400.000 400.000 1.850.000
2 360.000 760.000 1.490.000
3 320.000 1.080.000 1.170.000
4 280.000 1.360.000 890.000
5 240.000 1.600.000 650.000
6 200.000 1.800.000 450.000
7 160.000 1.960.000 290.000
8 120.000 2.080.000 170.000
9 80.000 2.160.000 90.000
10 40.000 2.200.000 50.000
___________________________________________________
3. METHODE PERSENTASE DARI NILAI BUKU
Sebagaimana di methode angka-angka tahun sebelumnya , mka pada methode inipun nilai depresiasi tahunan tentu akan tidak sama besarnya antara depresiasi tahun yang satu dengan tahun berikutnya, sehingga jumlah beban depresiasi makin lama akan semakin menurun. Dalam methode ini depresiasi dihitung berdasarkan suatu prosentase tertentu yang dikalikan dengan nilai buku aktiva. Oleh karena itu maka suatu persentase tetap dikalikan dengan nilai buku yang semakin kecil maka jumlah depresiasi tahunan juga tentu akan semakin menurun atau kecil.
Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2007 Fa. Mewar berduri membeli sebuah mesin dengan harga faktur sebesar Rp. 3.900.000,-. Depresiasi per tahun ditetapkan sebesar 25% dari nilai buku.
Penyelesaian :
Perhitungan :
Tahun ke 1 : 25% x Rp. 3.900.000 = Rp. 975.000,-
Tahun ke 2 : 25% x (Rp. 3.900.000 - Rp. 975.000) = Rp. 731.000
Tahun ke 3 : 25% x (Rp. 3.900.000 - Rp.975.000) - Rp. 731.000 = Rp. 549.000
Tabel perhitungan depresiasi diatas maka dapat disusun tabel sebagai berikut :
TABEL DEPRESIASI
METHODE PERSENTASE DARI NILAI BUKU
______________________________________________________
Tahun Depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai buku
( debit ) ( kredit )
______________________________________________________
3 + 2 4 - 2
______________________________________________________
-
975.000 975.000 3.900.000
1 975.000 975.000 2.925.000
2 731.000 1.706.000 2.194.000
3 549.000 2.255.000 1.645.000
4 411.000 2.666.000 1.234.000
5 309.000 2.975.000 925.000
6 231.000 3.206.000 694.000
7 174.000 3.380.000 520.000
8 130.000 3.510.000 390.000
_________________________________________________________
4. METHODE SATUAN HASIL PRODUKSI
Di dalam method ini, besarnya nilai depresiasi dihitung dengan cara menaksir jumlah satuan hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva tetap selama masa produktifnya. Prinsipnya adalah bahwa harga perolehan aktiva tetap harus dialokasi pada semua hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva tersebut. Jika kita sudah dapat mengadakan taksiran tentang unit produksi yang akan dapat dihasilkan oleh aktiva tetap tersebut, maka kita akan dapat menentukan besarnya Tarip depresiasi untuk suatu periode tertentu yang dihitung dengan cara mengalikan jumlah unit produksi yang bisa dihasilkan dengan tarip depresiasi pada satuan produksi.
Contoh : PT. Dimas Arya pada tanggal 10 Juni 2006 membeli sebuah mesin dengan harga sebesar Rp. 4.250.000,- dimana mesin tersebut ditaksir akan bisa menghasilkan sebanyak 500.000 satuan barang , sedangkan nilai residu ditaksir sebesar Rp. 250.000,-
Penyelesaian :
- Menentukan tarip depresiasi per satuan produksi
Harga perolehan aktiva - taksiran nilai residu
Tarip depresiasi per satuan hasil = ___________________________________
Taksiran jumlah unit yang diproduksi
= Rp. 4.250.000 - Rp. 250.000
500.000 unit
= Rp. 8,00,-
Misal, hasil produksi sebuah mesin pada tahun 2006 dapat menghasilkan sebanyak 45.000 unit, maka beban depresiasi untuk tahun 2006 adalah berjumlah Rp. 360.000,- ( 45.000 unit x Rp. 8.00 ) Jika pada tahun 2007 mesin tersebut dapat menghasilkan sebanyak 80.000 unit, maka besarnya beban depresiasi untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp. 640.000,- ( 80.000 unit x Rp. 8,00 ).
Methode inipun dapat diterapkan pada jenis aktiva tetap yang mempunyai satuan hasil yang berbeda-beda seperti satuan jarak, satuan waktu dsb.
Contoh : Sebuah mobil dibeli dengan harga sebesar Rp. 4.000.000,-mobil tersebut ditaksir akan dapat digunakan untuk menempuh jarak sejauh 400.000 km. taksiran nilai residu mobil adalah Rp. 200.000,-
Penyelesaian :
Rp. 4.000.000 - Rp. 200.000
400.000
= Rp. 9,50,-
Jika pada suatu tahun mobil tersebut digunakan untuk menempuh jarak sejauh 50.000 km maka depresiasi yang dibebankan pada tahun tersebut adalag sebesar Rp. 475.000,- ( 50.000 km x Rp. 9,50 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar